Masa Kecil dan Latar Belakang Keluarga
Mohammad Nor Ichwan lahir di Desa Beran, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, pada tanggal 21 Januari 1970 dari pasangan Bpk. Mohdi Ngabdul Manap dan Ibu Suminah. Ia lahir dari keluarga sederhana dengan kondisi ekonomi yang penuh keterbatasan. Sejak kecil, kehidupan Ichwan ditempa dengan berbagai tantangan, terutama menyangkut kebutuhan biaya sekolah. Meski demikian, semangatnya untuk menuntut ilmu tidak pernah surut.
Semasa duduk di bangku sekolah dasar, tepatnya di Madrasah Ibtidaiyah (MI) al-Falah Beran-Ngawi, Ichwan sering membantu meringankan beban ekonomi keluarga. Ia berjualan es lilin dan gorengan berkeliling desa untuk mendapatkan tambahan uang. Kehidupan masa kecilnya penuh dengan cerita perjuangan, termasuk ketika beberapa kali ayahnya memintanya untuk berhenti sekolah karena tidak mampu membayar biaya SPP. Hal itu terjadi tidak hanya saat ia bersekolah di tingkat SD, tetapi juga ketika menempuh pendidikan di MTsN Ngawi, bahkan hingga masa Madrasah Aliyah.
Namun, tekad dan kegigihannya untuk terus belajar tidak pernah goyah. Meskipun berkali-kali hampir putus sekolah karena kendala biaya, Ichwan tetap melanjutkan pendidikannya. Masa kecil yang sarat dengan perjuangan inilah yang membentuk karakter disiplin, mandiri, serta kerja keras yang kemudian menjadi fondasi penting dalam perjalanan akademiknya.
Ketekunan dan daya juangnya di masa kecil membuat Ichwan tumbuh menjadi pribadi yang tabah, pantang menyerah, dan selalu berusaha memanfaatkan peluang sekecil apapun untuk melanjutkan pendidikannya. Perjalanan hidup sejak masa kanak-kanak hingga remaja inilah yang menjadi landasan kuat baginya dalam meniti jalan panjang sebagai seorang akademisi, penulis, dan pemikir di kemudian hari.
Pendidikan
Setelah lulus dari MI, ia melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Ngawi dan menamatkannya pada tahun 1987. Pada periode ini, ia masih harus menghadapi hambatan finansial. Beberapa kali ayahnya meminta agar ia berhenti sekolah karena tidak mampu membayar biaya pendidikan. Akan tetapi, Ichwan menolak menyerah dan terus melanjutkan studinya, sembari mencari cara untuk membantu meringankan beban keluarga.
Selepas MTs, Ichwan kemudian melanjutkan ke jenjang Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Jember. Ia diterima sebagai siswa pada tahun 1987 dan lulus tahun 1990. Kesempatan belajar di MAPK Jember merupakan titik balik penting dalam kehidupannya, karena ia mendapatkan beasiswa dari Menteri Agama saat itu, Bapak Munawir Sadzali. Lebih dari itu, pencapaiannya semakin istimewa karena ia merupakan satu-satunya siswa MTsN Ngawi yang berhasil lolos seleksi untuk masuk MAPK Jember melalui beasiswa tersebut, dari total 11 siswa yang ikut serta dalam seleksi. Prestasi ini menjadi bukti nyata ketekunannya dalam belajar sejak dini.
Pada tahun 1990, setelah menyelesaikan Aliyah, Ichwan melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang, Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir dan Hadis. Untuk masuk ke perguruan tinggi ini, ia mendapatkan beasiswa dari IAIN Walisongo Semarang melalui Wakil Rektor I, Bapak Ahmad Daroji, yang berlaku selama dua tahun. Meskipun mendapat bantuan beasiswa, biaya hidup sehari-hari tetap menjadi tantangan. Ichwan pun melakukan berbagai pekerjaan sampingan untuk bertahan di kota Semarang. Ia pernah menjadi tukang cuci piring di warung, tukang ambil bola tenis, hingga mengajar di beberapa Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ). Semua pekerjaan itu ia lakukan sembari tetap berkomitmen pada studinya.
Tahun 1994, ia berhasil menyelesaikan studi S1 dengan skripsi berjudul: “Ilmu Pengetahuan Modern dan Teknologi dalam Perspektif al-Qur’an: Studi Analisis Tafsir al-Qur’an Surat Fushshilat ayat 53” dibawah bimbingan Dr. Utsman Abu Bakar, MA. Karya ilmiahnya ini mendapat penghargaan sebagai skripsi terbaik oleh BAPPEDA Jawa Tengah. Penghargaan tersebut bukan hanya pengakuan atas kualitas akademiknya, tetapi juga simbol keberhasilan perjuangan panjangnya dalam menembus keterbatasan ekonomi.
Perjalanan Karier dan Pengalaman Akademik
Setelah menyelesaikan studi strata satunya pada tahun 1994 di Jurusan Tafsir dan Hadis Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang, Mohammad Nor Ichwan mulai menapaki jalur pengabdian akademik dan profesi kependidikan. Perjalanan kariernya tidaklah mudah; ia harus melewati berbagai pengalaman yang mengasah mental, intelektual, sekaligus memperkuat tekadnya untuk menjadi seorang pendidik dan akademisi.
Pengalaman pertamanya setelah lulus adalah mengajar di Pondok Pesantren Modern Selamat Kendal. Namun, masa pengabdiannya di pesantren tersebut hanya berlangsung sekitar satu bulan. Setelah itu, ia melanjutkan kiprah mengajar di beberapa lembaga pendidikan Islam, mulai dari Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah, hingga SMA Takhassus al-Qur’an di Desa Serangan, Bonang, Demak, selama 2 tahuan. Ia juga sempat mengajar di Pondok Pesantren Nurul Islami, Wonolopo Mijen, Semarang. Pengalaman mengajar di berbagai tingkatan pendidikan ini semakin memperkaya wawasan pedagogisnya dan memberikan pemahaman mendalam tentang dunia pendidikan Islam dari akar rumput.
Tahun 1997 menjadi momen penting dalam perjalanan kariernya, ketika ia kembali ke almamaternya, IAIN Walisongo Semarang (sekarang UIN Walisongo), untuk mengabdikan diri sebagai dosen tetap. Ia dipercaya mengampu mata kuliah Tafsir dan Ilmu Tafsir, sebuah bidang yang memang menjadi spesialisasinya sejak masa kuliah. Keputusan untuk kembali ke kampus tersebut menandai langkah awal dalam perjalanan panjangnya sebagai akademisi yang berkomitmen.
Masa-masa awal menjadi dosen muda diwarnai dengan perjuangan finansial yang belum sepenuhnya stabil. Untuk menambah penghasilan, Ichwan berinisiatif berjualan buku di lingkungan kampus. Kegiatannya berdagang buku bukan sekadar usaha ekonomi, tetapi juga wujud kepeduliannya dalam memperluas akses literatur akademik bagi mahasiswa dan kolega.
Di tengah kesibukannya sebagai dosen dan berjualan buku, Ichwan memutuskan untuk melanjutkan studi ke jenjang pascasarjana (S2) di kampus yang sama, yaitu IAIN Walisongo Semarang. Hal ini dilakukan karena, semua koleganya, sudah pada menempuh Pasca Sarjana (S2). Ia mengambil konsentrasi Etika Islam dan Tasawuf, bidang yang selaras dengan minatnya dalam mengkaji aspek spiritualitas Islam. Ketekunannya membuahkan hasil gemilang: pada tahun 2005 ia berhasil lulus dengan predikat wisudawan terbaik dengan Tesis yang berjudul: “Konsep Iman dalam al-Qur’an (Kajian Teologis dengan Pendekatan Tematik)”.
Dengan seringnya bersentuhan dengan dunia penerbitan, maka Ichwan pun tertarik untuk membuat penerbitan alternatif dengan modal yang sangat terbatas juga, yakni RaSAIL Media Group, dan sekarang telah membawahi beberapa bidang usaha yang bergerak di bidang perbukuan, seperti CV. Syiar Media Publishing, dan CV. Media Narasi Indonesia, yang kesemuanya merupakan lini penerbitan RaSAIL Media Group; CV. Sagha Grafika Solusindo Semarang yang bergerak di bidang percetakan; dan RaSAIL Agency, yang bergerak di bidang penjulan buku. Sejak 2024, RaSAIL Media Group merambah dunia perjurnalan, seperti International Journal of Religious and Interdisciplinary Studies (IJoRIS).
Pada tahun 2016, Mohammad Nor Ichwan kembali menempuh tantangan baru dalam perjalanan intelektualnya: ia melanjutkan pendidikan doktoral. Kesempatan ini ia raih melalui program beasiswa 5000 doktor yang digagas oleh Kementerian Agama Republik Indonesia. Program ini menjadi salah satu instrumen strategis pemerintah untuk mencetak cendekiawan muslim Indonesia yang mampu bersaing di level global.
Bagi Ichwan, kesempatan ini ibarat hadiah sekaligus amanah besar. Ia menjalani program doktoralnya dengan penuh kesungguhan, konsisten, dan disiplin. Berbeda dengan sebagian besar mahasiswa doktoral yang sering tersendat oleh kesibukan akademik dan administratif, Ichwan menunjukkan keteladanan: ia berhasil menyelesaikan studi doktoralnya tepat waktu, hanya dalam tiga tahun.
Pada tahun 2019, ia resmi menyandang gelar doktor setelah mempertahankan disertasinya yang berjudul: “Soteriologi Agama-Agama dalam al-Qur’an (Kajian Teologis dengan Pendekatan Tafsir Maudhu’i),” dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,91, sebuah pencapaian yang menegaskan kualitas akademiknya di tingkat tertinggi. Dengan predikat tersebut, Ichwan meneguhkan dirinya sebagai kesarjanaan muslim yang tidak hanya konsisten, tetapi juga berprestasi luar biasa.
Disertasi ini bukan hanya sebuah karya akademik, melainkan refleksi panjang dari pemikirannya tentang isu fundamental: bagaimana al-Qur’an memandang keselamatan (soteriologi) tidak hanya bagi umat Islam, tetapi juga dalam konteks agama-agama lain. Dengan pendekatan tafsir maudhu’i (tematik), Ichwan mengurai pandangan teologis al-Qur’an yang inklusif, kritis, sekaligus relevan dengan diskursus teologi agama-agama kontemporer.
Keberhasilan menyelesaikan doktoral dalam tiga tahun ini semakin mempertegas citra dirinya sebagai akademisi yang gigih, produktif, dan berkomitmen pada kualitas ilmiah. Ia menorehkan teladan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang, dan bahwa ilmu harus diperjuangkan dengan kedisiplinan serta keikhlasan.
Seiring berjalannya waktu, reputasi akademiknya semakin berkembang. Ia tidak hanya dikenal sebagai dosen yang berdedikasi, tetapi juga sebagai penulis produktif, editor, dan penggerak literasi akademik. Kini, Ichwan menjabat sebagai Ketua Program Studi Magister (S2) Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHUM) UIN Walisongo Semarang. Jabatan ini memperlihatkan pengakuan institusi terhadap kapasitas kepemimpinannya dalam mengembangkan program akademik pascasarjana, sekaligus membuktikan konsistensinya dalam dunia pendidikan tinggi.
Di samping mengemban tanggung jawab administratif dan akademik di dalam negeri, Ichwan juga memperluas jejaring internasionalnya. Ia pernah mengikuti pelatihan penulisan artikel jurnal internasional di University of Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat. Selain itu, ia juga mendapat kesempatan menjadi visiting lecturer di UiTM Shah Alam, Malaysia, serta Universiti Sains Malaysia (USM). Pengalaman ini memperkaya perspektifnya mengenai perkembangan studi al-Qur’an dan Islam dalam konteks global.
Dalam rangka meningkatkan kualitas penelitian dan publikasi, ia mengikuti berbagai pelatihan penulisan jurnal internasional. Di antaranya adalah pelatihan di IA Scholar, Yogyakarta, di bawah bimbingan Prof. Irwan Abdullah, serta pelatihan di Rumah Scopus, Yogyakarta, bersama Dr. Jumintono (Mr. Jo). Dari pelatihan-pelatihan tersebut, ia semakin terasah dalam menulis karya ilmiah yang sesuai standar internasional.
Selain aktif mengajar dan menulis, Ichwan juga memegang peran penting dalam dunia akademik sebagai pengelola jurnal. Ia dipercaya menjadi Editor-in-Chief di Journal Theologia (jurnal terindeks Sinta 2 yang diterbitkan FUHUM UIN Walisongo), serta di International Journal of Religious and Interdisciplinary Studies (IJoRIS), sebuah jurnal internasional yang diterbitkan di Semarang. Ia juga aktif sebagai reviewer di berbagai jurnal nasional maupun internasional bereputasi, termasuk Religion dan Journalism and Media yang diterbitkan oleh MDPI, serta Journal of al-Tamaddun yang diterbitkan oleh Akademi Pengajian Islam, Universiti Malaya, Kuala Lumpur.
Karier akademiknya juga diwarnai dengan peran sebagai pembicara dalam forum-forum internasional. Salah satu yang paling berkesan adalah keikutsertaannya sebagai pembicara dalam The Second International Conference on Interdisciplinary Quranic Studies (ICIQS) di Iran, di mana ia mempresentasikan gagasannya tentang Metode Tafsir Ichwan (Ichwani’s Tafsir Method): An Integrative Approach in the Interpretation of the Qur’an. Forum tersebut menjadi panggung internasional penting untuk memperkenalkan kontribusinya dalam pengembangan metodologi tafsir yang inovatif dan integratif.
Dari perjalanan karier ini, terlihat bahwa Ichwan tidak hanya meniti jalannya sebagai seorang dosen biasa, melainkan mengembangkan diri menjadi akademisi dengan jaringan internasional, penerbit yang produktif, editor jurnal, sekaligus pemikir Islam kontemporer yang berkontribusi signifikan dalam pengembangan studi al-Qur’an dan tafsir di Indonesia maupun dunia.
Karya-Karya
Selain mengajar dan berkiprah di dunia akademik, Mohammad Nor Ichwan dikenal sebagai penulis yang sangat produktif. Karya-karyanya meliputi buku ilmiah, buku populer, penelitian individu maupun kolaboratif, serta artikel-artikel dalam jurnal nasional maupun internasional. Hampir setiap fase perjalanan intelektualnya diwarnai oleh lahirnya karya tulis yang tidak hanya memperkaya khazanah keilmuan Islam, tetapi juga menjadi rujukan dalam diskursus akademik kontemporer.
Buku Wacana Ilmiah
- Memasuki Dunia al-Qur’an (Semarang: Lubuk Raya, 1998)
- Tafsir Ilmiy: Memahami al-Qur’an Melalui Pendekatan Sains Modern (Yogyakarta: Menara Kudus, 2004)
- Belajar Al-Qur’an: Menyingkap Khazanah Ilmu-Ilmu Al-Qur’an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis (Semarang: RaSAIl Media Group, 2005)
- Studi Ilmu Hadis (Semarang: RaSAIL Media Group, 2006)
- Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008)
- M. Quraish Shihab Membincang Persoalan Gender (Semarang: RaSAIL Media Group, 2013)
- Membahas Ilmu-ilmu Hadis (Semarang: RaSAIL Media Group, 2013)
- The True Power of Iman: Iman dan Islam sebagai Visi Besar Keselamatan Dalam Beragama (Semarang: RaSAIL Media Group, 2014)
- Memahami Bahasa al-Qur’an Refleksi atas Persoalan Linguistik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), Cetak ulang 2022
- Qur’anic Soteriology: Doktrin Teologis tentang Keselamatan dan Nasib Pemeluk Agama Lain dalam Perspektif al-Qur’an (Semarang; RaSAIL Media Group, 2022)
- Al-Qur’an dan Kesetaraan Gender: Melacak Genealogi Penikiran HAMKA dalam Tafsir al-Azhar (Semarang: RaSAIL Media Group, 2024)
- Metode Tafsir Ichwani: Pendekatan Integratif dalam Menafsirkan al-Qur’an (Semarang: RaSAIL Media Group, 2025)
Buku Islam Populer
- Panduan Sex Islami (Semarang: Syiar Media Publishing, 2010)
- Tahlilan: Amalan Bid’ah yang Sesat Lagi Menyesatkan? (Semarang: Syiar Media Publishing)
- Banyak Jalan Menuju Surga: 101 Tiket Masuk Surga Berdasarkan Hadis Nabi SAW (Semarang: Walisongo Publshing, 2013)
- Misteri Darah Wanita (Semarang: Walisongo Publishing, 2013)
- Inilah Sebaik-baik Bid’ah: Buku Panduan Berdebat dengan Salafi Wahabi (Semarang: Walisongo Publishing, 2013)
- Qur’anic Kamasutra: Seni Membahagiakan Pasangan Menurut al-Qur’an (Semarang: Walisongo Publishing, 2013)
- Bid’ah Membawa Beakah: Amalan Ahlu Sunnah wal Jama’ah yang Dianggap Sesat Tetapi Membawa Manfaat Bagi Umat (Semarang: Syiar Media Publishing, 2011)
- Risalah Shalat Tarawih: Membongkar Khilafiyah Menebar Ukhuwah (Yogyakarta: Menara Kudus, 2022)
Penelitian Indivisual dan Kolaboratif
- Ilmu Pegetahuan Modern dan Teknologi Dalam Perspektif al-Qur’an: Studi Analisis Tafsir al-Qur’an QS. Fushshilat Ayat 53 (1994)
- Menggagas Makna Islam Sebagai Institusi Kegamaan Menurut al-Qur’an (1999)
- Islam Inklusif: Telaah atas Pemikiran Dr. Nurcholish Madjid (2000)
- Dekonstruksi Teologi: Kajian Tematik Konsep Iman dalam al-Qur’an (2004)
- Konsep Iman Dalam al-Qur’an: Kajian Teologis dengan Pendekatan Maudhu’i (2005)
- Pandangan Mufasir Indonesia Modern tentang Kesetaraan Gender (2007)
- Pandangan Quraish Shihab tentang Kesetaraan Gender dalam Tafsir al-Misbah (2012)
- Pemikiran Kalam Muhammad Ibn Utsman ibn Syafi’i (2014)
- Dekonstruksi Teologi Muhammad Syahrur: Re-Interpretasi Konsep Islam dan Iman dalam Kitab al-Islam wa al-Iman Mandhumah al-Qiyam (2016)
- Soteriologi Agama-agama dalam al-Qur’an: Kajian Teologis dengan Pendekatan Tafsir al-Maudhu’i (2019)
- Fasting of Dalā’il al-Qur’ān: Text, Reception, Transmission, and Transformation (2021)
Jurnal Terindeks SINTA dan Non-SINTA
- Argumentasi Sunnah: Pendekatan Normatif dan Historis dalam Memahami Kedudukan Sunnah sebagai Sumber Hukum Islam (Wahana Akademika; 2004)
- Dekonstruksi Teologi: Menuju Pemaknaan Teologi yang Membebaskan (Jurnal Theologia, 2005)
- Epistimologi Bayânîy: Teks Sebagai Subyek Wacana Kultural Arab-Islam (Jurnal Theologia, 2008)
- Mengungkap Fenomena Sains (Al-Ayat Al-Kauniyah) Dalam Al-Qur’an: Perspektif Tafsir Ilmy (2013)
- Pertarungan Kuasa Dalam Wacana Islam Nusantara (2017)
- Metode dan Corak Tafsir al-Misbah Karya Prof. M. Quraish Shihab (2019)
- Theologi Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah: Refleksi Atas Gagasan Sentral Imam Abu Hasan al-Asy’ari (2019)
- slam Tradisionalis dan Modernis: Telaah Historis atas Tipologi Masyarakat Islam Indonesia (2020)
- Kritik al-Syafi’i Terhadap Istihsan: Pendekatan Sejarah dalam Memahami Penolakan Imam al-Syafi’i Terhadap Metode Istihsan (2020)
- Konsep Penciptaan Manusia: Tafsir Muqārān antara Tafsīr al-Azhār dengan Tafsīr al-Marāghī (2020)
- Memahami Agama Melalui Pendekatan Sosiologis (Konsep Emile Durkheim tentang Masyarakat sebagai Jiwa Agama) (2020)
- Pendekatan dalam Tafsir al-Qur’an: Antara Tafsîr bi al-Ma’tsur, Tafsîr bi al-Ra’y, dan Tafsîr bi al-Isyarîy (2020)
- Quraish Shihab’s Interpretation of Gender Equality in Tafsir Al-Misbah (Jurnal Bimbingan Konseling Islam 3 (1); 2021)
- Manuscript of Kitab Sifat Dua Puluh: The Portrait of Moderate Islamic Theological Doctrines from Interior Borneo (Jurnal THEOLOGIA 31 (2), 207-232)
- Half-hearted Inclusivism: The Theological Doctrine of Salvation in the Document of Lumen Gentium and the Fate of Others (Jurnal Teologia 32 (2), 277-294)
- Treatment of Infertility through the Qur’an: Shifting the Function of al-Syifa’from Spiritual Disease Treatment to Physical Medicine (Jurnal Theologia 34 (1), 111-128; 2023)
- Pre-Islamic Arab Societies: Uncovering Cultural Heritage, Social Systems, and Belief Systems (IJoRIS: International Journal of Religious and Interdisciplinary Studies; 2024)
- Al-Bayan Fii Ma’rifati Ma’ani al-Qur’an Karya Shodiq Hamzah Usman: Sejarah Penulisan, Karakteristik, Format Penulisan, Metode dan Corak Penafsiran (MAGHZA: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 9 (1), 119-144; 2024)
- Ecological Solutions in the Interpretation of Marah Labid: Linkage to Modern Issues (Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis 12 (2); 2024)
- Reevaluating Qur’anic Hermeneutics: A Comparative Analysis Between Classical Tafsir and Modern Hermeneutical Approaches (Kalam 18 (2), 107-126; 2024)
- Digitalization and the shifting religious literature of Indonesian Muslims in the Era of Society 5.0 (Islamic Communication Journal 9 (2), 245-266; 2024)
- The Concept of Salvation in the Qur’an: A Theological Analysis and Comparative Study with Other Abrahamic Traditions (IJoRIS: International Journal of Religious and Interdisciplinary Studies 2 …; 2025)
- The Qur’an as a Guide to Creating Harmony in Multicultural Societies (Aceh Anthropological Journal 9 (1), 86-103; 2025)
- Challenging Gender Inequality through Qur’anic Reinterpretation: The Hermeneutics of Nasr Hamid Abu Zaid (Indonesian Journal of Islamic Literature and Muslim Society 10 (1), 17-38; 2025)
- Hermeneutics of Religious Freedom in Modern and Contemporary Interpretation: A Comparative Analysis between Tafsir al-Manar and Fazlur Rahman (Millati: Journal of Islamic Studies and Humanities 10 (1), 83-101; 2025)
- Makna Qaşd as-Sabīl dalam Al-Qur’an: Analisis Semantik Toshihiko Izutsu (Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) 7 (2), 480-498; 2025)
- Transformation of the Spiritual Paradigm in Formal and Non Formal Religious Interaction in the Modern Era (Jurnal Sosiologi Agama dan Teologi Indonesia (SAMI) 3 (1), 273-389; 2025)
- Deconstructing the Concept of Ahlul Kitab: A Critical Analysis of Muhammad Arkoun’s Thought in the Context of Interfaith Marriage (Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam 11 (1), 33-47; 2025)
- Strategic Organisational Communication and Leadership in a Sufi Institution: A Case Study of the Naqshabandiyyah Centre in Negeri Sembilan, Malaysia (Jurnal Theologia 36 (1), 161-176; 2025)
- Contextualization of the Hudud Verse in Tafsir An-Nur: The Maqasid Asy-Syari’ah Approach in Indonesia (Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 5 (1), 69-83; 2025)
Jurnal Internasional dan/atau Terindeks SCOPUS
- Digitization of Religious Tafsir: The Fading of Indonesian Ulama Authority in Post-Truth Era (Jurnal Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an Dan Hadis 25 (2), 320–345; 2024)
- Sufism and Quranic interpretation: Bridging spirituality, culture, and political discourse in Muslim societies. Ulumuna, 28 (2), 655–680 (2024)
- Muhammad Abduh and Sufism: Building Spiritual Consciousness in the Context of Social Change (Teosofi: Jurnal Tasawuf Dan Pemikiran Islam 14 (1), 163-187; 2024)
- Ichwani Tafsīr Method: An Integrative Approach to the Interpretation of the Qur’an (Journal of Interdisciplinary Qur’anic Studies 3 (1); 2024)
- Bridging Tradition and Modernity: Integrating Classical Interpretation and Modern Hermeneutics through Ijtihad in Qur’an Studies (Pharos Journal of Theology 106 (2), 1-12; 2024)
- Onen Fua Tulu’: a study on the presence of pre-Christian cultural elements in Christian congregation early harvesting services on Timor island (Culture and Religion An Interdisciplinary Journal 24 (4), 446-469; 2025)
- Moral Governance and Local Enforcement in Malaysia: Evaluating PBT Powers through the Framework of Siyasah Syar’iyyah (International Journal of Research and Innovation in Social Science IX(VII); 2025)
Karya di atas menegaskan bahwa Mohammad Nor Ichwan tidak hanya seorang dosen, tetapi juga seorang intelektual produktif yang karyanya tersebar luas, dari buku teks mahasiswa hingga artikel ilmiah yang dikutip dalam forum akademik internasional.
Kontribusi dan Peran dalam Dunia Akademik
Kisah hidup Mohammad Nor Ichwan adalah sebuah narasi perjuangan panjang yang berawal dari kesederhanaan hingga mencapai puncak prestasi sebagai akademisi berpengaruh. Dari masa kecilnya di Desa Beran, Ngawi, ia telah ditempa oleh keterbatasan ekonomi yang nyaris memaksanya berhenti sekolah. Namun, tekad yang kuat, dukungan beasiswa, serta semangat pantang menyerah membawanya meniti jalan akademik yang cemerlang.
Perjalanan pendidikannya dari MI al-Falah Beran, MTsN Ngawi, hingga Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Jember dengan beasiswa istimewa sebagai satu-satunya siswa MTsN Ngawi yang lolos dari sebelas peserta, menandai awal kiprahnya sebagai pelajar berprestasi. Pendidikan tinggi di IAIN Walisongo Semarang memperkokoh langkahnya. Skripsinya yang dinobatkan sebagai karya terbaik oleh BAPPEDA Jawa Tengah menjadi bukti bakat ilmiah yang sudah menonjol sejak dini. Melanjutkan ke jenjang pascasarjana, ia menorehkan prestasi kembali sebagai wisudawan terbaik.
Karier profesionalnya berawal dari dunia pesantren dan sekolah menengah, sebelum akhirnya kembali ke almamaternya sebagai dosen pada 1997. Sejak itu, ia terus berkembang, tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pemimpin akademik dengan jabatan penting sebagai Ketua Program Studi Magister (S2) Ilmu al-Qur’an dan Tafsir di Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo. Di luar kampus, ia juga berani mengambil inisiatif dengan mendirikan penerbit RaSAIL Media Group, Syiar Media Publishing, dan percetakan Sagha Grafika Solusindo, yang semuanya berperan dalam memperluas akses literatur keislaman di Indonesia.
Kiprahnya semakin diakui di tingkat nasional maupun internasional. Ia menjadi Editor-in-Chief Journal Theologia (Sinta 2) dan International Journal of Religious and Interdisciplinary Studies (IJoRIS), serta reviewer di jurnal-jurnal bergengsi seperti Religion dan Journalism and Media (MDPI), juga Journal of al-Tamaddun Universiti Malaya. Aktivitasnya sebagai pembicara internasional, antara lain di The Second International Conference on Interdisciplinary Quranic Studies (ICIQS) di Iran, meneguhkan posisinya sebagai pemikir yang membawa perspektif baru dalam kajian tafsir.
Melalui karya-karyanya—baik buku ilmiah, buku populer, penelitian, maupun artikel di jurnal nasional dan internasional—Ichwan menampilkan konsistensi intelektual yang luar biasa. Ia mengangkat tema-tema penting mulai dari tafsir sains, gender, soteriologi, hingga hermeneutika modern, menjadikannya salah satu cendekiawan muslim Indonesia yang diperhitungkan. Karya-karyanya tidak hanya menjadi referensi akademik, tetapi juga menjadi jembatan antara teks suci, konteks sosial, dan tantangan modernitas.
Kontribusi Mohammad Nor Ichwan tidak berhenti pada pengajaran atau tulisan semata. Ia hadir sebagai penggerak literasi akademik, pemimpin lembaga ilmiah, penulis produktif, serta intelektual publik yang aktif membangun dialog lintas wacana. Dari Ngawi hingga forum-forum internasional, jejak perjuangannya menunjukkan bahwa ilmu, kerja keras, dan pengabdian mampu mengangkat seseorang dari keterbatasan menuju pengaruh global.


